Kisah Bilal


Bagi seorang budak, pergi menjumpai Nabi SAW. Bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Keluar rumah majikannya untuk keperluan sendiri pun tidak bisa. Apalagi untuk menjumpai Nabi Muhammad SAW, yang menjadi musuh kaum musyrikin Quraisy. Musuh majikan Bilal sendiri!
Dengan susah payah, akhirnya Bilal bin Rabah berhasil menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia menyatakan maksudnya untuk masuk Islam. Nabi mengajarkan cara-cara masuk Islam dengan berwudhu (bersuci), lalu mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian melakukan shalat dua rakaat.

Betapa bahagia dan beruntungnya Bilal, karena Nabi sendiri yang mengajarkan syariah Islam kepadanya. Namun, keislamannya harus disembunyikan. Sangat berbahaya jika majikannya tahu akan hal itu. Untuk itu, Bilal menjalankan perintah agamanya secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, pada akhirnya ketahuan juga.

Umayyah bin khalaf marah besar. Terkutuklah budaknya yang berani-beraninya menjadi pengikut Muhammad itu! Sesaat Umayyah bin Khalaf kehilangan akal. Bagaimana dia bisa lengah menjaga budaknya? Bagaimana sampai si budak tidak ketahuan pergi diam-diam menjumpai Muhammad?
Dalam hati, Umayyah bin Khalaf sebenarnya mengakui kelebihan-kelebihan Muhammad. Bahwa anak Abdullah itu, si Muhammad, memang orang yang sangat jujur. Orang yang tidak pernah berdusta. Dia, juga berperilaku sangat sopan, rendah hati, ramah. Pendek kata, banyak hal yang baik pada diri Muhammad itu. Namun, bahwa dia mengajarkan agama baru yang bertentangan dengan agama kaum Quraisy, itulah yang salah besar menurut Umayyah bin Khalaf. Itu tidak boleh dibiarkan. Harus diperangi, dimusuhi, dan jika mungkin dibasmi!
Umayyah punya sahabat bernama Uqbah bin Mu’ith. Uqbah mendengar perihal budak Umayyah yang masuk Islam itu.

“Celakalah engkau Umayyah!” katanya. “budakmu menjadi pengikut orang yang menghina agama kita. Yang menghina tuhan-tuhan kita Al-Laata dan Al-Uzza!”
“Ya. Celakalah budak itu. Apa yang harus kulakukan terhadapnya?”
“Siksa dia sampai mau meninggalkan agamanya yang sesat itu!”
“Akan kusiksa dia sampai mati kalau dia tidak mau meninggalkan kesesatannya!”
Kesesatan! Siapakah yang sesat ? Si budak Habsyi yang telah menganut agama kebenaran atau mereka yang menyembah berhala-berhala mati itu? Orang-orang sesat itu menganggap yang benarlah yang sesat!

Matahari sedang terik-teriknya. Padang pasir menjadi bagaikan hamparan bara. Pada saat seperti itu, Bilal bin Rabah ditelanjangi lalu diseret ke tengah padang pasir. Tidak terbayangkan betapa panas butir-butir pasir itu. Bilal ditelentangkan. Matahari dipuncak langit membakar bagian depan tubuhnya. Sementara punggungnya disengat panas pasir yang bagaikan bara api.
Tidak itu saja yang dialaminya. Seorang musyrikin yang menjadi algojo penyiksa, mengambil sebongkah batu besar. Batu itu diangkat tinggi-tinggi, lalu dijatuhkan ke dada Bilal!Batu itu berat sekali, juga panas tidak kepalang. Batu itu menghantam dada Bilal sampai tulang-tulang iganya patah dan terus dibiarkan menindih dada. Mengimpit dengan beratnya, dan membakar dengan panasnya.

“Ingkari agama sesat ajaran Muhammad!” seru algojo penyiksa Bilal. “Siksaan ini akan dihentikan bila engkau meninggalkan kesesatanmu!”

Bilal tidak sudi mengingkari keyakinan dan keimanannya.

“Ucapkan Al-Laata dan Al-Uzza. Namun, apa yang terdengar dari mulut Bilal?
“Ahad…..Ahad…..Ahad…..” Begitu yang didengar Umayyah bin Khalaf dan para algojo yang menyiksa Bilal.
“Apa yang kau katakan?” jerit Umayyah bin Khalaf dengan kalapnya.
“Ahad….Ahad…..Ahad…..”
Bilal hanya berucap begitu berulang-ulang. Maksudnya adalah Allah yang Maha Tunggal atau ‘Allah yang Maha Esa’.

Siksaan dilanjutkan. Berbagai cara keji dan kejam dilakukan hingga hampir tidak ada bagian tubuh Bilal yang tidak terluka. Namun dia tetap tabah. Dia tetap mengucapkan Ahad….Ahad. tidak sudi memuji dan menyerukan Al-Laata dan Al-Uzza seperti yang diharapkan para penyiksanya.

Umayyah bin Khalaf dan para algojo kehilangan akal. Bagaimana lagi cara menyiksa Bilal, supaya budak Habsyi itu menyerah?

Hari telah sore. Sinar matahari tidak sepanas bara lagi. Siksaan itu dihentikan. Bilal akan dibawa pulang ke rumah Umayyah bin Khalaf. Akan tetapi, tidak begitu saja disuruh berjalan. Lehernya diikat seperti kambing. Lalu Umayyah bin Kalaf memanggil anak-anak kecil. Disuruhnya anak-anak itu menggiring Bilal melalui lembah dan bukit-bukit. Mereka bersorak-sorai riuh. Memukul, mencakar, dan meludahi Bilal sepanjang jalan.

“Ini pelajaran bagi budak-budak lain yang berani menjadi pengikut Muhammad!” kata Umayyah bin Khalaf. “Juga pelajaran bagi para pemilik budak. Mereka harus mewaspadai budak-budaknya.”

Siksaan itu diulanginya keesokan harinya. Demikian pula lusanya. Namun, Bilal tidak mau menyerah. Dari mulutnya terus terdengar Ahad……Ahad……Ahad.

Seorang Quraisy datang dan berseru ketika Bilal sedang disiksa.

“Hentikan!” katanya dengan suara lantang. Apa yang kalian lakukan ini? Menyiksa seorang budak dengan sekejam ini? Lepaskan dia!”

Orang itu tampaknya berpengaruh. Bilal dilepaskan dan ikatan ditubuhnya dibuka. Orang Quraisy itu lalu memberinya minum. “Terima kasih……” ucap Bilal dengan suaranya yang lemah. Ia sungguh tidak berdaya. Seluruh tubuhnya penuh luka. Seluruh tulangnya bagaikan remuk belaka. Bernafas pun sangat menyakitkan dadanya. Bicara sangat menyakitkan rahangnya.

“Mengapa kau keras kepala begitu, Bilal?” Tanya orang Quraisy itu. “Mestinya lunakkan hatimu, supaya siksaan ini tidak terus menerus kau terima. Kau sendiri yang merugi.” Bilal diam mendengar ucapan orang Quraisy ini.

Umayyah bin Khalaf itu merasa malu jika menghentikan siksaan sebelum kau menuruti kehendaknya,” kata orang Quraisy itu dengan kata-kata lembut. “Ucapkanlah Al-Laata dan Al-Uzza, meskipun tidak dengan sepenuh hatimu. Supaya Umayyah bin Khalaf menghentikan siksaan ini tidak dengan rasa malu.”

“Ahad…..Ahad……Ahad…..” terdengar dari mulut Bilal ucapan itu.

Orang Quraisy itu marah. Dia serentak berdiri. Terkutuk! Kamu memang budak celaka! Siksa dia sampai mati!” Teriaknya.

Ternyata itu memang siasat para penyiksa Bilal. Ada yang membujuk dengan kata-kata manis supaya Bilal menyerah. Namun, budak Habsyi itu tetap pada pendirian dan keyakinannya. Mati baginya tidak menjadi persoalan lagi. Sakit bukan hal yang menakutkan. Bukanlah dia telah mengalaminya selama berhari-hari ini? Dia tidak mati juga, tentunya karena Allah tidak menghendakinya.

Bilal kembali disiksa. Begitu berjalan sampai berhari-hari. Para penyiksanya sampai jenuh dan bosan. Kehilangan akal untuk menaklukkan budak yang keras kepala itu.

Penganiayaan terhadap budak yang memeluk agama Islam pada waktu itu sering terjadi, bahkan ada yang sampai mati. Orang-orang musyrikin Quraisy bisa menyiksa budak sampai mati. Mereka tidak khawatir akan tindakan balas dendam dari kerabat si budak sebab para budak itu tidak mempunyai kabilah (kaum / keluarga besar).

Berbeda dengan orang yang bukan budak. Kerabat dan anggota kabilahnya pasti akan menuntut balas. Menyiksa budak itu sangat aman. Bukankah budak tidak lebih dari binatang ternak bagi mereka?

Penyiksaan terhadap Bilal ini didengar oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Orang ini telah memeluk Islam. Dulu ia mempunyai banyak sekali budak karena dia orang kaya. Di masyarakat Quraisy pada waktu itu, semakin kaya seorang akan semakin banyak memiliki budak. Kini Abu Bakar Ash-Shiddiq telah membebaskan budak-budaknya, karena Islam menentang perbudakan. Tinggal seorang budak negro yang masih belum dimerdekakan.

Abu Bakar mendatangi tempat penyiksaan Bilal bin Rabah. Dengan iba disaksikannya penyiksaan yang kejam tidak berperikemanusiaan itu. Para algojo penyiksa itu sudah berlaku bagai binatang saja. Tidak punya rasa belas kasihan sedikit pun terhadap manusia lemah yang kebetulan derajatnya dianggap serendah ternak karena dia budak.

“Apa kau tidak malu menyiksa orang yang lemah itu?” tegur Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada Umayyah bin Khalaf.
Engkaulah yang merusak kepercayaannya dan engkau pula yang menjauhkannya dariku!” seru Umayyah bin Khalaf dengan geramnya. Ia tahu, Abu Bakar Ash-Shiddiq itu orang Islam, sama seperti Bilal.

“Aku mempunyai seorang budak negro yang kuat. Jauh lebih kuat dari pada orang yang kau siksa itu. Ia akan kuserahkan kepadamu. Kutukar dengan budak lemah itu.”

Umayyah bin Khalaf benar-benar telah kehabisan akal untuk mengatasi kebandelan budaknya itu. Ia sendiri sudah ingin mengakhiri penyiksaan itu, karena dia tahu Bilal tidak akan mau menyerah. Namun, jika menghentikan penyiksaan tanpa alasan, dia akan merasa sangat malu.
Kini ada orang yang menawarkan pengganti Bilal.

“Bawa kesini budak negro itu,” kata Umayyah bin Khalaf.

Budak negro itu dipanggil. Inilah saat yang paling bersejarah bagi Bilal. Ia telah pasrah dan rela mati asalkan tetap dalam iman Islamnya. Ia pun menyangka tidak lama lagi ajalnya akan tiba karena tubuhnya tidak tahan lagi terhadap siksaan berat itu. Tiba-tiba ada orang menyelamatkannya!

Ia dilepaskan dari tali yang mengikatnya. Tubuhnya lunglai sehingga Abu Bakar harus memapahnya ketika membawanya pergi dari tempat itu. Bilal berlutut di depan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

“Terima kasih, Tuan…….” katanya lemah sekali. “Kini hamba menjadi milik Tuan…..”.

“Tidak,” Kata Abu Bakar Ash-Siddiq. “Kau kumerdekakan”.

Dimerdekakan adalah hal yang sangat luar biasa bagi seorang budak. Artinya, dia dibebaskan dari perbudakan. Dia menjadi orang yang merdeka yang tidak diperbudak oleh siapapun. Bilal bagaikan tidak percaya akan apa yang didengarnya. Namun sungguh ia benar-benar mendengar ucapan itu. Ucapan yang keluar dari mulut seorang muslim sejati. Orang yang telah memerdekakan budak-budaknya. Tidak dianggapnya bahwa itu merupakan kerugian besar baginya, padahal budak-budak itu dulu dibelinya dengan mahal di pasar budak.

Islam mengajarkan persamaan hak setiap manusia. Di mata Allah, derajat manusia sama. Yang membedakannya adalah amal ibadah mereka.

Bilal bukan satu-satunya budak yang disiksa yang dibebaskan oleh Abu Bakar Ash-Siddiq. Masih banyak lagi budak muslim yang disiksa dan dibeli oleh Abu Bakar Ash-Siddiq, kemudian dibebaskan. Diantaranya adalah Amir bin Fuhairah, budak-budak perempuan bernama Labibah, Zinnirah, dan An-Nahdiyyah.

Bilal bin Rabah kemudian menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia tetap bersama Nabi sampai ikut hijrah ke Madinah. Sejak saat itu Bilal tidak pernah terpisahkan dari Nabi.

Muaffak Sang Haji Mabrur


Suara azan subuh baru saja bergema dari menara masjid di pusat kota Damsyik. Muaffak dan isterinya segera menggelar sajadahnya. Keduanya lalu tanggelam dalam do’a yang khusuk. Lama sekali laki-laki itu bermunajat di atas sajadahnya.
Ia baru beranjak setelah matahari memancarkan cahayanya yang hangat. Lalu bergegas menyiapkan peralatan sepatunya. Sebentar kemudian, ia pun mulai disibukkan dengan pekerjaannya. Ia memang mahir dalam memperbaiki sandal, sepatu, dan terumpah yang rusak. Muaffak, lelaki miskin namun ulet bekerja untuk memperbaiki keadaan hidupnya. Di rumah yang kecil dan sederhana, ia tinggal bersama isterinya yang sedang hamil.
Muaffak mempunyai keinginan besar untuk menunaikan ibadah haji. Tetapi karena hidupnya yang tidak berkecukupan, keinginan itu hanya tinggal keinginan belaka. Sebab perjalanan haji dari Damsyik ke Makkah tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Namun, rupanya lelaki saleh itu tidak berputus asa. Ia selalu berbaik sangka dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
“Biarpun pekerjaanku hanya sebagai tukang sepatu, aku harus bisa menabung sedikit demi sedikit. Insya Allah jika tabunganku mencukupi, aku dapat beribadah haji juga kelak,” tekat Muaffak sunguh-sunguh.
Dia semakin giat bekerja tanpa mengenal lelah. Setiap hari dicarinya order sepatu atau sandal orang yang rusak untuk diperbaiki. Dengan setia, isterinya selalu membantu Muaffak. Sampai bertahun-tahun kemudian, ia dapat mengumpulkan uang sebanyak tiga ratus dirham. Dalam benak dan perasaannya, Muaffak sudah dapat mengongkosi dirinya pergi naik haji dengan uang tabugan itu. Betapa gembira hatinya tidak terkira. Keinginannya untuk menginjakkan kakinya ke tanah suci, berdo’a di depan ka’bah, berziarah ke makam nabi saw, sebentar lagi akan terwujud. Ia tinggal menunggu musim haji tiba.
Muaffak bertetangga dengan seorang janda miskin dengan beberapa anaknya yang yatim. Ia sering memperhatikan perempuan itu pulang hingga malam hari untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya.
Suatu malam, Muaffak melihat janda miskin itu baru pulang dengan membawa bungkusan. Rupanya ia baru saja mencari nafkah sekadarnya. Terlihat kesedihan dan kelelahan di wajahnya yang keriput. Anak-anaknya menyambut dengan suka cita dalam keadaan perut yang lapar.
“Kasihan tetangga kita itu, dia banting tulang sendirian demi anak-anaknya,” desis isteri Muaffak.
Beberapa saat kemudian, terciumlah bau sedap masakan dari kediaman janda miskin itu. Dan rupanya aroma masakan itu tercium pula oleh isteri Muaffak yang sedang mengandung itu.
“Masya Allah! Masakan sipakah ini? Sedap nian kiranya….” bisiknya sambil menelan air liur. Tiba-tiba saja ia merasa ingin mencicipi masakan yang sedap itu.
Mungkin bawaan cabang bayi yang dikandungnya.
Iapun segera mencari tahu darimana asal masakan itu. Begitu tahu kalau masakan tersebut dari rumah janda miskin itu, dimintanya Muaffak untuk menemuinya.
Demi menyenangkan hati isterinya Muaffak mendatangi rumah tetangganya.
“Maaf bu, iteri saya mencium bau masakan enak yang ibu buat. Ia menginginkan masakan itu barang sedikit saja. Bolehkah kami memintanya bu?” kata Muaffak baik-baik.
Perempuan itu tertegun. Air mukanya berubah sedih. Lalu dengan pilu ia berkata, “Saya segan mengatakan asal-usul masakan ini. Tapi karena kebaikan kalian berdua, saya ceritakan yang sebenarnya. Sejak beberapa hari yang lalu, persediaan makanan kami habis. Dari kemarin saya sudah berusaha mencari nafkah, tapi tak memparoleh hasil. Padahal anak-anak saya butuh makan.” Sejenak perempuan itu menghela nafasnya yang berat. “Tadi saya menemukan bangkai keledai di jalan. Karena sudah lelah, saya nekat memotongnya lalu saya masak untuk dimakan.
“Bangkai makanan itu haram bagi anda. Tapi halal bagi kami yang dalam darurat…,” katanya selanjutnya dengan mata yang berlinang.
Muaffak terperanjat. Ia sangat iba. Lalu bergegas pulang. Diambilnya simpanan uangnya yang tiga ratus dirham itu. Tanpa pikir panjang lagi, ia berikan uang yang diperolehnya dari hasil kerja keras selama ini.
Padahal, uang itu sudah diniatkan untuk ongkos naik hajinya.
“Terimalah uang ini untuk anak-anak yatimmu, bu,” ugkapnya dengan ikhlas.
Betapa terharunya janda miskin itu. Mereka tidak akan kelaparan lagi untuk waktu yang cukup lama.
“Terimakasih, tuan sudah bermurah hati menolong kami dari kelaparan,” ucap perempuan itu tertunduk.
“Saya tidak tahu bagaimana membalas kebaikan tuan. Semoga Allah akan membalasnya dengan rahmat yang berlimpah.“
Mendengar do’a permpuan itu, Muaffak menitikkan air mata.
Musim hajipun tiba. Muaffak batal menunaikan ibadah haji karena uangnya sudah tidak ada lagi. Tapi hati laki-laki itu bahagia, bisa menolong kesengsaraan seorang janda miskin dan anak-anaknya yang miskin.
Pada musim haji waktu itu, salah seorang ulama besar, Abdullah bin Mubarak, menunaikan ibadah haji. Suatu sore, seusai tawaf berkali-kali ia merasa sangat letih. Lalu, iapun beistirahat di Hijr Ismail. Antara tidur dan tidak, tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat.
“Berapa orang yang menunaikan ibadah haji tahun ini?”
“Enam ratus ribu orang.”
“Kira-kira berapa orang yang hajinya diterima Allah?”
“Tak seorangpun!”
“Tapi seorang tukang tambal sepatu dari Damsyik yang bernama Muaffak diterima hajinya oleh Allah, kendati Ia tidak menunaikan ibadah haji. Dan berkat hajinya orang inilah, maka semua jamaah haji sekaranng diterima juga oleh Allah.”
Begitu malaikat itu menghilang, Abdullah bin Mubarak tersadar dari setengah tidurnya.
“Masya Allah! Amal perbuatan apa yang telah dilakukan Muaffak? Begitu besar pengaruhnya disisi Allah…,” bisik Abdullah terpesona.
Selesai ibadah haji, ulama besar itu bergegas ke Damsyik. Ia ingin sekali menemui Muaffak. Dan begitu bertemu, ulama itu langsung menceritakan kejadiannya waktu di Hijr Ismail. Muaffak sendiri baru menyadari, lalu bersyukur atas karunia itu kehadirat Allah. Muaffak lalu mengisahkan perjuangannya untuk mencapai cita-citanya yang ingin beribadah haji, tapi tidak jadi berangkat.
“Saya tidak menyesal tidak jadi berhaji karena saya mengharap keridhaan Allah,” kata Muaffak.
“Tuan, andalah seorang haji yang mabrur atas ridha Allah…,” kata sang ulama kagum.

Tangan Diatas Lebih Mulia


Dengan penuh harap, lelaki berpakaian kumal itu menuju kota Madinah. Walaupun badannya terasa lelah tapi ia paksakan juga menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kabarnya, di kota ada seorang Nabi yang baru hijrah. Namanya Muhammad Saw. Orangnya sangat santun dan penuh kasih sayang pada siapa saja. Apalagi terhadap fakir miskin, Nabi itu begitu mengasihinya.

“Tentu hatinya begitu mulia. Aku akan menemuinya,” bisik lelaki itu.

Keringat yang mengucur di wajahnya tidak membuat lelaki miskin itu membatalkan niatnya. Dicarinya rumah Nabi Muhammad. Setiba di depan sebuah rumah, lelaki itu pun berseru memanggil Nabi.
“Wahai Rasulullah! Nabi kaum muslimin,” kata lelaki itu agak keras.

Sebentar kemudian muncul seorang lelaki yang berwajah meneduhkan. Sifat kasih sayangnya memancar lembut dari sorot matanya.

“Ya Rasulullah, aku ini sedang kelaparan. Anak dan istriku sedang menderita. Berilah aku sedekah, Tuan,” katanya dengan suara tertahan.

“Baik, tunggulah sebentar,” jawab Nabi lemah lembut. Nabi masuk ke rumahnya dan membawa makanan untuk lelaki miskin itu. Dengan tangannya sendiri, Nabi menyerahkan sedekah makanan pada lelaki tersebut.

“Aku hanya dapat memberikan makanan sekadarnya,” kata Rasulullah.

“Alhamdulillah. Terima kasih Tuan. Aku akan berdo’a agar Allah memberikan balasan yang berlipat,” ucap lelaki miskin itu.

“Ambillah rezeki dari Allah ini,” kata Rasulullah lagi.

Lelaki itu kemudian pergi membawa makanan dari Rasulullah ke kampungnya. Di sana, ia menyantap sedekah itu beserta anak dan istrinya.

“Sungguh dermawan Nabi umat Islam itu. Aku diperlakukannya dengan santun,” cerita lelaki itu pada anak dan istrinya.” Apa yang dikatakan orang-orang kalau Nabi Muhammad seorang yang amat mulia itu benar.”
“Kalau begitu, besok kau pergi ke rumahnya lagi. Pasti ia akan memberi sedekah yang lebih banyak,” usul istrinya.

Lelaki miskin itu diam sejenak. Lalu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Nabi Muhammad memang sangat mengasihi orang miskin. Apa pun akan di sedekahkannya dengan ikhlas karena Allah.
Keesokan harinya lelaki miskin itu datang kembali menemui Rasulullah untuk meminta sedekah. Ia amat yakin akan mendapatkannya seperti kemarin. Dengan pakaian yang robek di sana-sini, lelaki itu berdiri di depan pintu rumah Nabi.

“Ya Nabi Allah! Berilah aku sedekah. Anakku belum makan apa-apa di rumah,” pintanya memelas.
Rasulullah memandangi peminta-minta itu dengan heran.

“Bukankah kau ini orang yang datang kemarin?” tanya Nabi.

“Ya betul. Kasihanilah si miskin ini,” ujarnya.

Nabi pun masuk ke rumahnya mengambil sejumlah uang untuk lelaki miskin itu. Lalu menyedekahkannya.
“Ini untukmu. Pergunakanlah dengan baik dijalan Allah,” kata Rasulullah.

Bukan main senangnya hati lelaki itu. Rasulullah memberi sedekah uang yang cukup banyak.
Peminta-minta itu pulang sambil bersiul. Ia tak menduga akan mendapat rezeki nomplok!
Nabi Muhammad benar-benar seorang yang penyayang. Ia pun lalu membayangkan apa yang akan di sedekahkan Rasulullah padanya besok. Mungkin pakaian yang bagus atau emas permata…ah! siapa tahu? Bukankah beliau gemar bersedekah?

Lelaki itu kembali menceritakan kemurahan hati Rasulullah.

“Saya jadi ingin menemuinya,” kata isterinya.

“ Besok aku mau datang lagi meminta sedekahnya.” Lelaki itu kembali menerka-nerka barang berharga yang akan diberikan Rasululah.

“Aku jadi ingin bertemu dengan Rasulullah,” sahut isterinya tiba-tiba.
Lelaki itu mengerutkan dahinya. “Kau mau ikut denganku?”

Beberapa saat lelaki itu berpikir. Boleh juga, sesekali memebawa isteri dan anaknya menemui Nabi. Pasti akan lebih meyakinkan! Rasulullah akan iba melihat kelurganya yang hidup serba kesusahan.
“Kau boleh ikut! Kau bisa membantuku nanti,” katanya sambil tersenyum. Bahkan, lelaki itu sudah mempunyai maksud mejadi peminta-minta untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
“Tak usah capek-capek kerja keras. Cukup dengan menadahkan tangan dapat rezeki….,” pikirnya senang.
Lalu keesokan harinya peminta-minta itu membawa isteri dan anaknya ke rumah Rasulullah.
“Tuan, berilah kami sedekah sekadarnya,” katanya degan nada memelas.

“Kasihanilah kami yang melarat ini…,” timpal isterinya pula.

Rasulullah memperhatikan rombongan kecil itu. Nabi ingat benar lelaki itu yang datang kemarin meminta sedekah.

“Tunnggu sebentar,” sahut Nabi. Peminta-minta itu gembira akan diberi sesuatu oleh Nabi. Dengan sabar ia menunggu dasn mengharap rezeki yang lebih besar lagi.

Tak lama kemudian, Nabi datang membawa sebuah kapak. Melihat itu, si Pengemis tercengang.
“Sedekahku hari ini sebuah kapak untukmu,” kata Nabi.

Pengemis itu keheranan. Kenapa hari ini Rasulullah tidak memberi sedekah makanan atau uang.
“Tuan, kapak ini untuk apa? Aku minta sedekah uang atau makanan…,” saut sang Pengemis.
“Kapak ini akan lebih bermanfaat buatmu. Kau bisa menggunakannya untuk menebang pohon, memotong kayu, dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu dapat menghasilkan nafkah bagimu dan keluargamu,” kata Nabi.

Lelaki beserta isterinya itu tertegun. Sungguh, ia tak menduga kalau Nabi akan memberi kapak sebagai sedekah.
“ Gunakanlah kapak ini untuk mencari nafkah sehingga kau tidak meminta-minta lagi,” sahut Nabi pula.
“ Terimakasih, Tuan,” ucap lalaki itu seraya menunduk.
Orang itupun lalu pergi dengan perasaan yang berkecamuk. Ia sangat malu menjadi peminta-minta untk mencari nafkah bagi keluarganya. Padahal, ia belum bagitu tua. Tenaganya masih kuat untuk bekerja apa saja. Ia menyesal sudah memafaatkan kemiskinannya sebagai alasan untuk mengemis. Bukankah Allah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh?
Sejak itu, lelaki itu tidak pernah meminta-minta lagi. Ia mencari nafkah dengan menggunakan kapak pemberian Rasulullah.
Kehidupannya pun meningkat berkat kerja keras dan ketekunannya selama ini.

Lelaki itu baru menyadari bahwa tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.
Karenanya, ia bertekad tak akan menadahkan tangannya kepada manusia. Dia akan menadahkan tangannya hanya kepada Allah yang Maha Penyayang.

Uang Pembawa berkah


Dipagi yang cerah, Rasulullah keluar rumah dengan senyumnya yang ramah dan menebarkan berkah. Beliau bermaksud jalan-jalan berkeliling pasar. Ditangannya membawa uang sebanyak delapan dirham.Beberapa orang yang dilaluinya menyapa Rasulullah. “Ya Rasulullah, akan pergi kemanakah Tuan sepagi ini?”
“Aku hanya ingin berjalan-jalan menghirup udara pagi,” jawab Rasulullah seraya tersenyum.
Diperjalanan, beliau bertemu dengan seorang perempuan yang sedang menangis dipinggir jalan.
“Mengapa kau menangis?” tanya Rasulullah.
Sambil tesedu-sedu, ia menceritakan apa yang menimpanya.
“Aku disuruh keluargaku ke pasar untuk membeli beberapa keperluan. Aku diberi uang dua dirham. Tapi …, sekarang uang itu hilang entah kemana…,” kata perempuan itu. Tangisnya mesih belum terhenti.
“Aku tidak bisa mendapatkan kembali uang itu. Aku hanyalah seorang hamba sahaya…,” katanya diantara isak tangis.
Rasulullah merasa iba melihatnya. Lalu memberikan uangnya sebanyak dua dirham.
“ Terimalah uang ini. Aku mengganti uang dua dirhammu yang hilang itu,” kata Rasul.
Betapa gembira hati perempua itu.
“Terimakasih ya Rasulullah! Dengan uang ini, aku bisa belanja keperluan,” sahutnya seraya menyusut air matanya.
Rasulullah tersenyum. Beliaupun meninggalkan perempuan itu dan meneruskan perjalanannya.
Di pasar, orang-orang sibuk menawarkan barang dagangannya.
Rasulullah mendatangi barang-barang yang mereka tawarkan dengan wajah berseri.
Lalu, sepasang matanya tertumpu pada baju gamis berwarna putih yang ditawarkan seorang pedagang. Rupanya hati Rasulullah tertarik dengan gamis itu dan bermaksud membelinya.
Setelah keduanya sepakat dengan baju gamis itu, Rasulullahpun mengeluarkan uang dari sakunya sebanyak empat dirham.
Rasulullah langsung memakai baju gamis itu.
Beberapa saat kemudian, Rasulullah berjalan kembali mengelilingi pasar melihat-lihat barang lainnya.
Dari kejauhan, terdengar seorang laki-laki tua berteriak-teriak sambil berjalan terseok-seok. Pakaiannya kumal dan compang-camping sampai auratnya hampir kelihatan.
“Wahai, Pengunjung Pasar…! Aku mohon belas kasihanmu. Aku sudah tak mampu lagi mengganti pakaianku yang robek-robek ini. Pakaianku ini sudah tidak mempu lagi menahan rasa dingin….” kata orang tua itu meratap.
Pengunjung pasar maupun pedagang tak ada yang mau menghiraukannya. Hanya menoleh sebentar, lalu menyibukkan diri dengan urusannya masing-masing.
“Kasihanilah aku…, si Miskin ini ingin menutupi auratnya… Barang siapa yang memberiku pakaian niscaya Allah akan melebihkannya dengan memberi pakaian dari surga,” suaranya memelas. Tapi, tak seorang pun di pasar itu yang menaruh iba padanya.
Rasulullah yang mendengar ratapan laki-laki itu segera mendekat ke arahnya.
“Hai Orang Tua! Aku akan memberimu pakaian untuk menutup auratmu,” kata Rasulullah. Tanpa pikir panjang lagi, Rasulullah melepaskan gamis yang baru dibelinya.
“Ambillah! Pakailah segera baju ini,” kata Rasulullah lagi.
Orang tua miskin itu lalu memakai gamis pemberian Rasulullah.
“Ya Rasulullah! Sungguh engkau telah bermurah hati padaku. Allah pasti melimpahkan rahmat-Nya…,” sahut orang tua itu sambil berlalu meninggalkan Rasulullah.
Sesaat kemudian, Rasulullah masuk kembali ke dalam pasar mencari pedagang gamis tadi. Rasulullah membeli baju gamis yang lainnya seharga dua dirham. Si pedagang sangat heran karenanya.
“Ya Rasulullah, engkau sudah membeli baju gamis seharga empat dirham, kenapa sekarang membeli lagi gamis lainnya seharga dua dirham?” tanya pedagang sambil menatap Rasulullah.
Rasulullah tersenyum tenang.
“Memang betul, tadi aku sudah membeli gamis darimu. Tapi, dijalan ada orang tua yang lebih membutuhkan baju itu,” tutur Rasulullah.
Hari sudah malam ketika Rasulullah pulang ke rumahnya. Tiba-tiba, di tengah jalan Rasulullah melihat kembali perempuan yang tadi siang ditolongnya. Perempuan itu menangis di bawah sebuah pohon. Matanya tampak merah dan bengkak karena terlalu banyak menangis.
Rasulullah menyapa perempuan itu.
“Bukankah kau ini perempuan yang tadi kehilangan uang dua dirham?” tanya Rasulullah.
“Benar, ya Rasulullah,” jawabnya sambil terisak.
“Mengapa kau masih disini? Bukankah keluargamu sedang menunggu dirumah? Apalagi yang kau tangisi?” tanya Rasulullah kemudian.
“Sebenarnya, aku sudah terlalu lama pergi ke pasar. Aku takut sekali jika pulang nanti, mereka akan menyiksaku,” kata perempuan itu penuh khawatir.
“Baiklah….kalau kau takut dimarahi, aku akan menghubungi keluargamu,” sahut Rasulullah.
Perempuan itu kini merasa tenang hatinya. Rasulullah mengantar perempuan itu sampai ke rumahnya.
“Assalamu’alaikum…,” salam Rasulullah di depan pintu rumah. Salamnya didengarkan oleh penghuni rumah, tapi mereka tidak menjawabnya. Kemudian, Rasulullah mengulangi ucapan salamnya.
“Assalamu’alaikum…,” ucap Rasulullah. Penghuni rumah tetap tidak menjawab salam Rasulullah. Maka, Rasulullah pun mengucapkan salamnya yang ketiga kali dengan suara agak keras.
“Assalamu’alaikum….,” salam Rasulullah lagi. Mendengar salam Rasul yang agak keras, orang-orang di dalam rumah pun serentak menjawabnya.
“Wassalamu’alaika ya Rasulullah warahmatuhu wabarakatuhu…rupanya engkau, ya Rasulullah,” jawab mereka.
Rasulullah dipersilakan masuk dengan penuh hormat.
“Apakah kalian tidak mendengar bahwa aku sudah mengucapkan salam sebanyak tiga kali…?” tanya Rasulullah.
“Benar ya Rasulullah, kami mendengarnya…,” jawab mereka.
“Tapi, kami ingin Tuan memperbanyak salam kepada kami dan anak cucu kami, agar kami semua mendapat berkah dari salammu itu,” lanjutnya.
Lalu, Rasulullah mengutarakan kedatangannya ke rumah itu. Para penghuni rumah sangat bahagia mendapat kunjungan Rasulullah yang amat mulia itu.
“Budakmu ini sudah terlambat pulang. Ia takut apabila kembali, kalian akan menyiksanya,” kata Rasulullah. Sementara perempuan itu hanya menunduk penuh takut di belakang Rasulullah.
Para penghuni rumah malah tersenyum. Tidak tampak kemarahan dan kekecewaan sedikitpun di wajah mereka. Semua menyambut budak perempuan itu dengan baik.
“Kami sudah memaafkan dia,” katanya. Membuat budak perempuan itu terkesima saking gembiranya.
“Sungguh ya Rasulullah, kami sudah memberimu siksaannya dengan tidak menjawab ucapan salammu yang pertama dan kedua. Kami juga telah memerdekakannya karena ia telah berjalan bersamamu. Sekarang, ia bebas dan merdeka karena Allah semata.”
Bukan main bahagianya budak perempuan itu. Majikannya sudah memerdekakan dirinya berkat Rasulullah yang mulia.
“Alhamdulillah! Sungguh aku telah beruntung dapat berjalan denganmu, ya Rasulullah…,” kata budak perempuan itu.
Sesudah menyelesaikan urusannya, Rasulullah pun berpamitan pada pemilik rumah. Sebelumnya, Rasulullah mengatakan sesuatu di hadapan penghuni rumah.
“Saya belum pernah melihat uang delapan dirham yang lebih berkahnya, kecuali kali ini. Uang itu telah membawa rasa aman kepada yang ketakutan, terpenuhinya orang yang telanjang dengan sebuah pakaian, dan terbebas merdekanya seorang hamba sahaya,” ungkap Rasul penuh syukur kepada Allah.

Pesan Sebuah Tulang [Khalifah Umar]

          Sudah berhari-hari orang Yahudi itu berjalan menuju Madinah. Ia ingin menemui Khalifah Umar bin Khattab, Amirulmukminin. Ia banyak mendengar kabar bahwa bahwa Amirulmukminin seorang yang terkenal bersungguh-sungguh menegakkan keadilan. Jauh-jauh ia datang dari Mesir dengan sebuah harapan, Khalifah mau memperhatikan nasibnya yang tertindas.
Baru ketika matahari condong ke barat, ia tiba di Madinah. Walaupun badannya terasa letih, namun air mukanya tampak berseri. Ia gembira telah sampai di negeri Amirulmukminin yang aman. Dengan tergopoh-gopoh, orang Yahudi itu memasuki halaman rumah Umar bin Khattab, lalu meminta izin pada prajurit yang sedang berjaga.
“Jangan-jangan…..Khalifah tidak mau menerimaku….,” katanya dipenuhi rasa cemas. Ia menunggu di luar pintu. Prajurit masuk menemui khalifah Umar.
“Wahai Amirulmukminin, ada orang Yahudi ingin menghadap Tuan” sahut prajurit. “Bawalah ke hadapanku,” Perintah Khalifah.
Orang Yahudi pun masuk disertai pengawal. Ada ketenangan di hati orang Yahudi ketika melihat Khalifah yang begitu lembut dan perhatian. Bertambah terperanjat orang Yahudi itu, ternyata Amirulmukminin menjamunya dengan aneka makanan dan minuman.
“Saat ini kau adalah tamuku, silahkan nikmati jamuannya,” sambut Khalifah. Rupanya benar…..apa yang kudengar tentang Khalifah, kata orang Yahudi dalam Hati.
Setelah dijamu layaknya tamu dari jauh, Khalifah meminta kepada orang Yahudi untuk menyampaikan maksud kedatangannya. “Ya Amirulmukminin, saya ini orang miskin…,” kata orang Yahudi memulai pembicaraan. Amirulmukminin mendengarkannya dengan penuh perhatian. “Di Mesir, kami punya sebidang tanah,” lanjut orang Yahudi.
“Ya..lalu, ada apa? Tanya Amirulmukminin. “Tanah itu satu-satunya milik saya yang sudah lama saya tinggali bersama anak dan istri saya. Tapi gubernur mau membangun Masjid yang besar di daerah itu. Gubernur akan menggusur tanah dan rumah saya itu….,” tutur orang Yahudi sedih, matanya berkaca-kaca. “Kami yang sudah miskin ini mau pindah kemana? Jika semua milik kami digusur oleh gubernur…..tolonglah saya yang lemah ini, saya minta keadilan dari Tuan.”
Orang Yahudi memohon dengan memelas. “Oh, begitu ya? Tanah dan rumahmu mau digusur oleh gubernurku,” kata Amirulmukminin mengangguk-angguk.
Khalifah Umar tampak merenung. Ia sedang berpikir keras memecahkan masalah yang dihadapi orang Yahudi itu.
“Kau tidak bermaksud menjual menjual rumah dan tanahmu, hai Yahudi?” tanya Khalifah.
“Tidak!” orang Yahudi menggelengkan kepalanya.
“Sebab cuma itulah harta kami. Saya tidak rela melepasnya kepada siapapun….,” Orang Yahudi tetap pada pendiriannya.
“Baik-baik, aku akan membantumu,” kata Amirulmukminin. Hati orang Yahudi merasa lega karena Amirulmukminin mau membantu kesusahannya.
“Hai, Yahudi,” kata khalifah kemudian. “Tolong ambilkan tulang di bak sampah itu!” perintahnya.
“Maaf, Tuan menyuruh saya mengambil tulang itu….?” tanya orang Yahudi ragu. Ia tidak mengerti untuk apa tulang yang sudah dibuang harus diambil lagi. Namun, ia menuruti juga perintah Khalifah.
“Ini tulangnya, Tuan. “Orang Yahudi menyerahkan tulang unta kepada khalifah.
Lalu, Khalifah Umar membuat garis lurus dan gambar pedang pada tulang itu.
“Serahkan tulang ini pada gubernur Mesir!” kata Amirulmukminin lagi.
Orang Yahudi menatap tulang yang ada. Garis lurus dan gambar pedangnya itu. Ia tidak puas.
Kedatangannya menghadap khalifah untuk mendapat keadilan, tetapi khalifah hanya memberinya tulang untuk diserahkan kepada gubernur.
“Ya Amirulmukminin, jauh-jauh saya datang minta tuan membereskan masalah saya, tapi tuan malah memberi tulang ini kepada gubernur…?” sahut orang yahudi.
“Serahkan saja tulang itu!” jawab khalifah pendek. Orang yahudi tidak membantah lagi. Iapun bertolak ke mesir dengan dipenuhi beribu pertanyaan dikepalanya.
“Aneh…. Khalifah Umar menyuruhku untuk memberikan tulang ini pada gubernur….,” gumamnya sepanjang perjalanan ke negerinya.
Setibanya di mesir, orang yahudi bergegas menuju kediaman gubernur.
“Wahai Tuan Gubernur, saya orang yahudi yang tanahnya akan kau gusur itu,“ kata orang yahudi.
“Oh kau rupanya., ada apa lagi?” kata gubernur.
“Saya baru saja menghadap Amirulmukminin,” kata orang yahudi.
“Lantas ada apa?”
“Saya disuruh memberikan tulang ini ….” orang yahudipun segera menyerahkan tulang onta ke tangan gubernur.
Diperiksanya tulang itu baik-baik. Wajah gubernur berubah pucat. Tubuhnya gemetar. Keringat dingin mengucur di dahinya ketika melihat gambar pada tulang itu. Sebuah garis lurus dan gambar pedang yang dibuat khalifah Umar sudah membuat hati gubernur ketakutan bukan main.
“Hai, pengawal!” tiba-tiba ia berteriak keras.
“Serahkan tanah orang yahudi ini sekarang juga! Batalkan rencana menggusur rumah dan tanahnya! Kita cari tempat lain untuk membangun masjid,” kata gubernur.
Orang yahudi menjadi heran dibuatnya. Ia sungguh tidak mengerti dengan perubahan keputusan gubenur yang akan mengembalikan tanah miliknya. Hanya dengan melihat tulang yang bergambar pedang dan garis lurus dari khalifah tadi, gubernur tampak sangat ketakutan.
“Hai,, Yahudi! Sekarang juga ku kembalikan tanah dan milikmu. Tinggallah engkau dan keluargamu disana sesuka hati….,” sahut gubernur terbata-bata.
Pesan dalam tulang itu dirsakan gubernur seakan-akan khalifah Umar berada dihadapannya dengan wajah yang amat marah. Ya! Gubernur merasa seolah-olah dicambuk dan ditebas lehernya oleh Amirulmukminin.
“Tuan Gubernur ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi….? Kenapa tuan tampak ketakutan melihat tulang yang ada garis lurus dan gambar pedang itu….? Padahal Amirulmukminin tidak mengatakan apa-apa?” tanya orang yahudi masih tak mengerti.
“Hai, Yahudi. Tahukah kau? Sesungguhnya Amirulmukminin sudah memberi peringatan keras padaku lewat tulang ini,” kata Gubernur.
Orang yahudi bertambah heran saja.
Sesungguhnya tulang ini membawa sebuah pesan peringatan. Garis lurus, artinya Khalifah Umar memintaku agar aku sungguh-sungguh menegakkan keadilan terhadap siapapun. Dan gambar Pedang, artinya kalau aku tidak berlaku adil, maka khalifah akan bertindak. Aku harus menjadi penguasa yang adil sebelum aku yang menjadi tulang belulang….” Gubernur menceritakan isi pesan yang terkandung dalam tulang onta itu.
Kini orang yahudi pun mengerti semuanya. Betapa ia sangat kagum kepada Amirulmukminin yang sungguh-sungguh memperhatikan nasib orng tertindas seperti dirinya meskipun ia bukan dari kaum muslimin.
“Tuan Gubernur, saya sangat kagum pada Amirulmikminin dan keadilan yang diberikan pemerintah islam. Karenanya, saya ingin menjadi orang Muslim. Saat ini saya rela melepaskan tanah itu karena Allah semata.”
Tanpa ragu sedikitpun orang yahudi itu langsung bersahabat dan merelakan tanahnya untuk didirikan sebuah masjid.

Syair (Doa abu Nawas)


Syair (Doa abu Nawas)

الهي لست للفردوس اهلا * ولا اقوى على نار الجحيم
فهب لي توبة واغفر ذنوبي * فإنك غافر الذنب العظيم
ذنوبي مثل اعداد الرمال * فهب لي توبة يا ذا الجلال
وعمري ناقص فى كل يوم * وذنبي زائد كيف احتمالي
الهي عبدك العاصى اتاك * مقرا بالذنوب و قد دعاك
فإن تغفر فأنت لذاك اهل * و ان تطرد فمن يرجو سواك

Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,
Fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi….
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi
Wa qad di’aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrud faman narju siwaaka

Duh Gusti… tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu
Tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa….
Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,
Maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari,
Sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku
Duh Gusti… hamba-Mu penuh maksyiat,
Datang kepada-Mu bersimpuh memohon Ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?

Rahasia download cepat melalui Torrent

               Suatu saat saya pernah inslall UTorrent, sebuah program Bit-Torrent yang sangat ringan dan bekerja dengan baik. Awalnya saya sangat heran kenapa download saya ngga pernah beranjak dari 10KB/sec. Tapi saya tetep ngga hiraukan hal ini, yang jelas setelah beberapa kali download saya tetep biarkan lokasi file di tempat yang sama. Otomatis program UTorrent akan memposisikan saya sebagai seeder. Beberapa hari kemudian saya lumayan kaget bercampur senang ketika melihat download speed saya bisa mencapai 65KB/sec! Itung-itung hampir setara dengan direct download (download langsung) dari situs besar seperti Symantec.com atau download standar dengan download manager dengan koneksi speedy 1 line. Bahkan seorang temen bisa menembus angka 100KB/sec.. Dalam tulisan ini saya akan memaparkan bagaimana saya bisa meningkatkan kecepatan download hingga sekian kali lipat.

Jika mengingat kesamaan yang terdapat pada beberapa program torrent, saya juga berpraduga bahwa rahasia ini juga berlaku bagi program Torrent yang lain. Tentang setting dan tutorialnya, Anda bisa melakukan analogi dan konversi ke menu setting program Torrent yang Anda gunakan.
Yang perlu diingat, ini semua bukan harga mati karena semua berdasar pada pengamatan saya terhadap beberapa hal terkait dengan torrent. Tidak ada jaminan jika Anda melakukan hal yang sama persis disini akan meningkatkan kecepatan download Anda. Yang jelas ini sudah saya buktikan sendiri dan dari dasar itulah saya menulis. Namun sebelumnya pastikan koneksi Anda berjalan dengan baik, setting network dan port semuanya baik-baik saja.

Seeding, Seeding, Seeding

Kunci utama untuk mendapatkan peningkatan kecepatan download dengan torrent adalah dengan Seeding. Biarkan file yang sudah Anda download di tempat semula. Atau jika Anda perlu memindahkan file tersebut, copy saja ke tempat yang baru. Harddisk sekarang sudah lumayan besar untuk dapat menampung file yang sama dalam beberapa kopi sekaligus.
Menurut pengamatan saya, uTorrent memiliki semacam Sistem Kredit Internal yang tertanam dalam program/database pusat Torrent. Lalu apa Sistem Kredit yang kita bicarakan di sini? Sistem ini merupakan sebuah program yang mencatat data transaksi download dan upload yang telah kita lakukan. Ada peraturan dasar yang diterapkan pada tiap byte yang Anda download/upload. Misalnya begini, Anda harus sudah melakukan upload sebesar 1.5 MB untuk dapat melakukan download 1MB. Dengan demikian rasio yang digunakan untuk melakukan download dibanding upload adalah 2:3. Ini merupakan standar yang masih masuk akal bagi para uploader dan downloader. Ingat, ini adalah angka minimal..
Dengan meningkatkan rasio download:upload Anda akan meningkatkan secara drastis kecepatan donwload Anda. Ingat bahwa setiap kali Anda selesai download, sisakan waktu untuk melakukan seed minimal untuk memenuhi rasio 2:3. Ini akan membantu komunitas Bit-Torrent. Jangan hanya jadi beban bagi orang lain. Oke, kembali ke skenario awal.
image torrentDownload File dulu, baru Seeding
Saya lebih suka mendownload file dulu, kemudian melakukan seeding kemudian. Akan lebih mudah jika saya set upload speed menjadi 3KB/Sec sehingga proses download bisa lebih cepat. Saya pakai koneksi speedy yang katanya bisa mencapai 1MBps Download dan 128Kbps Upload. Semakin banyak alokasi untuk upload speed, semakin lambat download yang bisa kita lakukan. Mungkin ini masalah yang paling sering dialami para downloader. Bagaimana cara mengoptimalkan ini?
Begini caranya, setiap kali Anda memulai download sebuah torrent, pastikan upload speed Anda di atas 20KB/sec. Biarkan setting ini bertahan hingga minimal satu jam. Ketika Rasio Anda sudah mencapai 1:1, turunkan upload speed menjadi 8KB/sec atau lebih. Saya merekomendasikan 10KB/sec. Ini akan menunjukkan kepada UTorrent dan tracker bahwa Anda adalah seeder yang potensial sehingga mereka akan memberikan bandwith lebih bagi Anda. Setelah beberapa jam periksa lagi torrent tersebut, kecepatan Anda akan meningkat drastis. Jika tidak ada perubahan, bisa jadi torrent Anda tidak terlalu populer, atau metode saya ini yang keliru.
Jangan lupa, Seeding Kemudian
Ingat untuk selalu melakukan seeding setelah torrent selesai Anda download.
Seeding akan membantu sebuah torrent tetap hidup. Anda bisa mendownload torrent karena ada orang lain yang melakukan seeding kepada Anda. Ingat hal ini! Jangan hanya mengambil tapi juga beri sesuatu kepada komunitas. Anda berikan 1,5 kali lipat apa yang anda dapat dan Anda akan dapatkan kecepatan download yang optimal. Saya menyarankan jika Anda selesai melakukan 3 kali download file torrent, biarkan file tersebut tetap berada di tempatnya selama satu malam dan set upload speed Anda ke posisi maksimal. Kemudian ulangi setiap kali 3 kali download berikutnya. Dengan demikian Anda Akan mendapatkan file yang Anda butuhkan dengan cepat sekaligus memberikan hak kepada komunitas dengan fair.
Saya juga temukan link penghitung setting kecepatan download Torrent disini. Tool simpel ini akan membantu Anda menemukan setting optimal ketika melakukan download via Torrent.
Jadilah seeder dan leecher yang baik. Jangan hanya mengambil, tapi berikan apa yang Anda punya kepada komunitas sebagai imbal balik terhadap apa yang mereka berikan kepada Anda. Dengan cara ini Anda juga membantu kelangsungan hidup Toorent. Seeding adalah kunci utama dalam menggunakan Bit-Torrent. Saya berharap tulisan singkat ini dapat membantu meningkatkan kecepatan download Anda. Seorang teman telah selesai mendownload film dengan total 35 GB kurang dari 1 minggu. Ini lebih dari sekedar bukti.. Selamat mencoba..
Dari berbagai sumber

Hemat Bandwith Dan Dongkrak Kecepatan Akses Internet Dengan Squid Proxy

        Koneksi internet, seberapapun juga akan tetap mencapai titik dimana dia dianggap lambat. Dulu koneksi internet kampus yang cuman 32kbps saja sudah laku laris manis dijual seharga Rp 4.000,-. Sekarang, warnet Speedy yang 2MBps aja sudah banting harga menjadi Rp 3.000,-. Intinya, kalo nurutin keinginan, seberapapun cepat koneksi tetep aja kurang.. Bagi pengguna internet yang punya koneksi terbatas dan tidak memiliki jaringan dan server yang bisa me-manage bandwith dengan baik, koneksi 152kbps sekelas GPRS kelas 10 tentu akan terasa lambat dibandingkan dengan warnet-warnet sekarang. Bahkan pengguna 3G seperti Smart, Indosat, Telkom (dengan berbagai variannya) juga akan merasakan penurunan kecepatan seiring dengan semakin banyaknya pengguna jasa yang sama. Belum lagi kalo bicara soal pembatasan quota bandwith.
Sekarang, tinggal kita yang dituntut untuk pandai-pandai mengoptimalkan koneksi tersebut. Gimana caranya biar cepet, kuota nggak gampang habis. Nah, kali ini saya akan ulas sedikit tentang Squid Proxy yang bisa dijalankan di Windows. Dengan program ini, Anda bisa melakukan dua hal; penghematan bandwith sekaligus mempercepat koneksi Anda. Kok bisa?
Baca Selengkapnya...
Sekedar ilustrasi, beberapa waktu lalu saat saya masih gemar bermain Travian –salah satu game online– agar dapat selalu memantau perkembangan, saya gunakan koneksi internet GPRS Starone dengan menggunakan HP murah, Haier C6000. Koneksi murah meriah ini tentu sepadan dengan harganya, di tempat saya, saya cuman dapet 2 bar dengan kecepatan maksimal 152kbps, praktisnya sekitar 96kbps saja. Tentu saja jika saya cuman mengandalkan koneksi ini, saya nggak bakal bisa menampilkan web Travian dengan cepat. Namun dengan sedikit upaya, Squid proxy proses loading situs favorit tersebut bisa meningkat hingga tiga kali lipat. Bagaimana logikanya?
CARA KERJA SQUID PROXY
Tiap kita mengakses situs sebenarnya yang kita lakukan adalah mendownload semua data berupa tulisan, link, teks, gambar dan file lain dalam halaman tersebut. Dalam proses standar, semua file ini akan disimpan dalam file temporer browser. Namun pada prakteknya, tiap kita membuka halaman yang sama, kita tetap mendownload file yang sama, berulang kali. Anggap saja suatu halaman web berukuran total 500KB, maka jika kita membuka halaman tersebut sepuluh kali dalam sehari maka kita akan menggunakan bandwith sebesar 500KB x 10 = 5MB!
Proxy atau juga yang disebut Squid sebenarnya adalah program yang dikembangkan dalam dunia Linux yang bekerja efektif mengelola file temporer. Saya menemukan SquidNT yang dikembangkan dari versi linuxnya oleh Guido Serassio. Cara kerjanya sama dengan Squid di Linux, yakni dengan otomatis menyimpan semua file yang kita download saat mengakses situs di dalam satu file temporer yang disebut cache. Di sana semua konten, alamat, teks, gambar dan halaman web disimpan. Pada saat kita mengakses situs untuk pertama kali, squid akan secara otomatis menyimpannya dan membuat link bayangan agar saat halaman yang sama dibuka untuk kedua kali, browser tidak langsung mendownload dari situs aslinya. Melainkan mendownload dari cache squid yang notabene ada di PC/LAN. Sehingga halaman web akan lebih cepat terbuka. Jika kita sering membuka halaman yang sama, prosesnya akan jauh lebih cepat saat kedua kali dan seterusnya..
Sekarang kita lihat, berapa perhitungan bandwithnya. Suatu halaman sebesar 500KB, berisi halaman web sederhana dan berbagai gambar. Squid hanya akan mendownload kode HTML nya saja dan menyaring semua informasi yang ada di dalamnya. Jika dalam screening ini semua data pendukung (gambar, skrip, file) sudah ada di cache, bandwith Anda tidak akan lebih besar dari 100Kb bahkan lebih kecil lagi. Anggap saja kita lakukan refresh selama 10 kali maka hasil yang didapat adalah: 100KB x 10 =  2MB saja. Anda bisa menghemat bandwith menjadi 1/5 bahkan lebih kecil lagi!
Itulah mengapa, dulu saya tetep bisa maen Travian dengan lancar, meski cuman pake GPRS dengan kecepatan 152kbps.. hehehe.
INSTALASI DAN SETTING SQUID
Untuk memulai instalasi, silakan download dulu SquidNT. Anda bisa mendapatkan SquidNT ini di sini atau dari situs Acme Conlsulting langsung. Jika Anda berencana menggunakan squid untuk Windows Server, silakan tunggu artikel berikutnya yang akan membahas hal tersebut secara lebih detail.
[Download Squid 2.7 Stable7 untuk Windows]
[Download Alternatif Squid 2.7 Stable7 untuk Windows]
Selanjutnya langkah instalasi:
1. Ekstrak file Squid-2.7STABLE7.bin yang telah Anda download. Saya sarankan Anda ekstrak ke c:\squid\ untuk lebih mempermudah Anda mengikuti tutorial ini.
2. Lihat dan perhatikan isi folder c:\squid\etc\. Disana ada beberapa file konfigurasi default squid sebagai berikut:
- cachemgr.conf.default
- mime.conf.default
- squid.conf.default
- squid_radius_auth.conf.default
Yang perlu Anda lakukan adalah, me-rename keempat tersebut menjadi:
- cachemgr.conf
- mime.conf
- squid.conf
- squid_radius_auth.conf
3. Buka file squid.conf dengan editor teks. Anda bisa gunakan Notepad, Wordpad atau program pihak ketiga seperti Notepad++. Temukan tulisan TAG: http_port. Pastikan di bagian bawah TAG ini sudah ada tulisan http_port 3128 sehingga tampak seperti berikut:
# TAG: http_port
# Usage: port [options]
# hostname:port [options]

# If you run Squid on a dual-homed machine with an internal
# and an external interface we recommend you to specify the
# internal address:port in http_port. This way Squid will only be
# visible on the internal address.
#
# Squid normally listens to port 3128
http_port 3128
4. Temukan TAG: visible_hostname, tambahkan tulisan visible_hostname localhost di bagian bawah tag ini. Anda boleh menghapus tulisan # none. sehingga tampak seperti berikut:
# TAG: visible_hostname
# If you want to present a special hostname in error messages, etc,
# define this. Otherwise, the return value of gethostname()
# will be used. If you have multiple caches in a cluster and
# get errors about IP-forwarding you must set them to have individual
# names with this setting.
#
#Default:
visible_hostname localhost
5. Temukan http_access allow localnet. Tambahkan http_access allow localhost di bawahnya menjadi:
# Example rule allowing access from your local networks.
# Adapt localnet in the ACL section to list your (internal) IP networks
# from where browsing should be allowed
http_access allow localnet
http_access allow localhost
6. Temukan TAG: dns_nameservers, pada tulisan dns_nameservers. Pada bagian bawah tag ini, isi dengan alamat DNS dari ISP yang Anda gunakan dengan format dns_nameservers [primary DNS] [secondary DNS]. Dalam hal ini saya menggunakan ISP speedy Wilayah Jatim maka akan tampak sebagai berikut:
# TAG: dns_nameservers
# Use this if you want to specify a list of DNS name servers
# (IP addresses) to use instead of those given in your
# /etc/resolv.conf file.
# On Windows platforms, if no value is specified here or in
# the /etc/resolv.conf file, the list of DNS name servers are
# taken from the Windows registry, both static and dynamic DHCP
# configurations are supported.
#
# Example: dns_nameservers 10.0.0.1 192.172.0.4
#
#Default:
dns_nameservers 202.134.1.10 203.130.208.18
Anda bisa temukan DNS yang lebih tepat untuk koneksi Anda dengan mencoba alamat DNS dari koleksi Server DNS Guntingbatukertas.
Akhiri dengan menyimpan file squid.conf tersebut.
7. Buka Start > Run > Ketik CMD [Enter]. Dalam Command Prompt, ketik baris perintah berikut:
c:\squid\sbin\squid.exe -z [Enter]
Jika muncul pesan popup Windows Security Alert seperti gambar di bawah, pilih Unblock untuk memberi akses kepada instalasi Squid Proxy.

8. Selanjutnya, ketik perintah berikut:
c:\squid\sbin>squid.exe -d l -D [Enter]
Tunggu beberapa saat kemudian tekan CTRL + C.
9. Ketik perintah berikut:
c:\squid\sbin>squid.exe -i [Enter]
c:\squid\sbin\squid.exe -O -D [Enter]
Setelah mengetik keempat baris perintah di atas, layar Command Prompt Anda seharusnya akan tampak seperti berikut ini:

10. Jalankan Service Panel  melalui Control Panel > Administrative Tools > Services. atau
Start > Run > ketik Services.msc [Enter]
Temukan service bernama Squid > Klik link Start di panel sebelah kiri untuk menjalankan Squid.

11. Selanjutnya, Ubah setting Browser Anda. Arahkan proxy pada browser anda ke alamat localhost dengan port 3128. Untuk Firefox, langkah setting nya tampak seperti berikut:

Secara default Squid akan menjalankan proses sendiri tiap kali PC melakukan restart. Cache squid ini disimpan dalam folder c:\squid\var\cache. Untuk melihat log file squid proxy, Anda bisa mengetikkan:
more c:\squid\var\logs\access.log [Enter]

UNINSTALL
Jika Anda ingin menghapus squid, ketikkan perintah berikut di Command Prompt.
c:\squid\sbin>squid -r -n squid [Enter]
Selesai. Gampang bukan?
BONUS: CARA MUDAH INSTALASI
Bagi Anda yang nggak mau pusing-pusing dengan setting di atas, saya sudah sediakan Squid Proxy di atas yang sudah saya konfigurasi lengkap. Anda tinggal meng-ekstrak, dobel klik file konfigurasi, setting browser dan Voila! Kecepatan akses Anda sekarang jadi beberapa kali lebih cepat.
[Download SquidProxy-2.7STABLE7 Siap Pakai]
Password: guntingbatukertas.com
Keterangan:
Dalam file konfigurasi default (squid.conf) Squid siap pakai di atas saya menggunakan dns dari Google. Dengan setting tersebut seharusnya Anda sudah bisa langsung online tanpa melakukan perubahan apapun.
Tapi sekedar untuk backup, saya sudah menyertakan beberapa DNS lain seperti DNS Speedy dan OpenDNS. Jika perlu, silakan pilih sesuai keinginan. Dalam hal ini yang perlu Anda lakukan adalah membuka file squid.conf di \squid\etc\ dan temukan bagian berikut:
….
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS Speedy Jatim dan Jateng
#dns_nameservers 202.134.1.10 203.130.208.18
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS Speedy Jakarta – Jateng
#dns_nameservers 202.134.0.155 203.130.208.18
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS OpenDNS
#dns_nameservers 208.67.222.222 208.67.220.220
# Tambah tanda (#) di depan baris berikut jika Anda TIDAK ingin menggunakan DNS Google
dns_nameservers 8.8.8.8 8.8.4.4
…..
Perhatikan, dari baris di atas, hanya satu baris dns_nameservers yang tidak didahului tanda comment (tanda #). Yakni di depan dns_nameservers punya Google. Itulah setting yang sedang aktif/digunakan. Untuk memilih setting dns yang lain Anda tinggal memberi comment (tanda #) di depan dns_nameservers yang sedang aktif dan menghapus dns_nameservers lain yang Anda inginkan. Ingat, Anda hanya diperbolehkan memlih dns_nameservers yang aktif.
Misalnya saya pengen pake OpenDNS, maka setting diatas perlu saya ubah menjadi:
….
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS Speedy Jatim dan Jateng
#dns_nameservers 202.134.1.10 203.130.208.18
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS Speedy Jakarta – Jateng
#dns_nameservers 202.134.0.155 203.130.208.18
# Hapus tanda (#) di depan baris berikut jika Anda ingin menggunakan DNS OpenDNS
dns_nameservers 208.67.222.222 208.67.220.220
# Tambah tanda (#) di depan baris berikut jika Anda TIDAK ingin menggunakan DNS Google
#dns_nameservers 8.8.8.8 8.8.4.4
…..
Simpan, dan setting Anda yang baru siap dicoba!
Semoga bermakna dan bermanfaat. :)
Tulisan ini ada di Guntingbatukertas.com